News Gorontalo – Proyek pelebaran jalan di Kota Gorontalo memicu kekhawatiran publik setelah diketahui berpotensi menebang sekitar 80 pohon pelindung di sepanjang ruas jalan utama. Pohon-pohon tersebut selama ini menjadi peneduh sekaligus penyerap polusi udara di kawasan perkotaan yang padat aktivitas.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Gorontalo menjelaskan bahwa pelebaran jalan merupakan bagian dari program peningkatan infrastruktur untuk mengurai kemacetan. Namun, pihaknya mengakui adanya risiko penebangan puluhan pohon akibat penyesuaian trase jalan.
Baca Juga : GORONTALO TERPOPULER: Kronologi Suami Tikam Istri hingga SDN 54 Bakal Dibangun Jadi SMA 8
“Kami masih mengkaji opsi terbaik agar jumlah pohon yang ditebang bisa diminimalisasi. Jika memang harus ditebang, kami akan menyiapkan program penghijauan pengganti,” ujar Kepala Dinas PUPR, Kamis (4/9).
Rencana tersebut mendapat respons beragam dari masyarakat. Sejumlah warga mengaku khawatir kehilangan ruang hijau yang sudah langka di tengah kota. Menurut mereka, keberadaan pohon tidak hanya memperindah kota, tetapi juga menurunkan suhu udara yang belakangan terasa semakin panas.
“Kalau semua ditebang, kota ini akan gersang. Kami minta pemerintah mencari solusi lain, misalnya memindahkan pohon atau menanam kembali jumlah yang lebih banyak,” kata seorang warga Kelurahan Heledulaa.
Aktivis lingkungan di Gorontalo juga angkat suara. Mereka menilai proyek infrastruktur seharusnya berjalan seimbang dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan. “Jangan sampai pembangunan jalan mengorbankan ruang hijau yang penting bagi kesehatan masyarakat,” tegas salah satu aktivis.
Menanggapi hal itu, Pemkot Gorontalo berkomitmen untuk menyiapkan skema reboisasi. Setiap pohon yang ditebang akan diganti dengan penanaman minimal dua pohon baru di lokasi lain. Selain itu, pemerintah juga akan melibatkan komunitas lingkungan dalam proses pemantauan.
Meski demikian, sejumlah pihak menekankan agar kajian teknis lebih diperjelas, sehingga pelebaran jalan benar-benar menjadi solusi kemacetan tanpa menimbulkan dampak buruk jangka panjang.
Keputusan final terkait nasib 80 pohon tersebut masih menunggu hasil kajian tim teknis. Pemerintah berharap solusi yang diambil mampu menyeimbangkan kebutuhan pembangunan dan pelestarian lingkungan di Kota Gorontalo.
