News Gorontalo – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo terus memperkuat upaya pencegahan stunting melalui peningkatan kapasitas petugas kesehatan di lapangan. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah pelatihan pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin (catin), yang menjadi ujung tombak edukasi di masyarakat.

Kegiatan ini diikuti oleh petugas KB, bidan, serta tenaga kesehatan dari berbagai kabupaten dan kota se-Provinsi Gorontalo. Tujuannya agar para tenaga medis memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya perencanaan kehamilan dan gizi calon ibu sejak masa pra-nikah.
Peran Petugas Lapangan Sangat Penting
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr. Roni Hasan, menjelaskan bahwa petugas lapangan memiliki peran penting dalam menurunkan angka stunting, terutama melalui pendekatan langsung kepada masyarakat.
“Stunting bukan hanya soal gizi anak, tapi juga tentang kesiapan kesehatan calon ibu dan ayah. Karena itu, edukasi kepada calon pengantin dan pasangan usia subur menjadi kunci,” ujar Roni Hasan di Gorontalo, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, pelatihan ini juga menjadi bagian dari sinergi antara Dinkes dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam menjalankan strategi nasional percepatan penurunan stunting.
Baca Juga : Lapas Gorontalo jalankan pembinaan kemandirian WBP bidang pertanian
Fokus pada Edukasi Pra-Nikah dan Kesehatan Reproduksi
Dalam pelatihan tersebut, peserta mendapatkan materi tentang pemeriksaan kesehatan calon pengantin, penanganan anemia, pemberian tablet tambah darah, serta konseling gizi. Dinkes berharap, calon pengantin yang telah mendapat edukasi dapat memahami pentingnya jarak kehamilan yang ideal dan pola makan seimbang untuk mencegah risiko stunting pada anak.
“Kami ingin setiap pasangan siap secara fisik dan mental sebelum menikah. Anak yang lahir dari orang tua sehat tentu memiliki peluang tumbuh kembang yang optimal,” tambah Roni.
Dukungan untuk Wujudkan Generasi Emas Gorontalo 2045
Pemerintah Provinsi Gorontalo menargetkan angka stunting turun di bawah 14 persen pada 2026, sesuai target nasional. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor — mulai dari Dinkes, BKKBN, Dinas Pemberdayaan Perempuan, hingga Kantor Urusan Agama (KUA) — terus diperkuat.
Dengan peningkatan kapasitas petugas KB dan tenaga kesehatan, Dinkes Gorontalo optimistis dapat memperluas cakupan edukasi ke masyarakat hingga tingkat desa. Program ini diharapkan menjadi pondasi dalam mewujudkan Generasi Emas Gorontalo 2045 yang sehat dan bebas stunting.